Judul tulisan di atas, tidaklah mewakili fakta ilmiah secara umum. Namun merupakan tafsir subjektif saya yang berangkat dari pengalaman saya sendiri. Menulis merupakan sebuah aktivitas yang sangat menyenangkan jika kita mampu menikmatinya dengan baik. Namun tidak sedikit pula yang beranggapan bahwa menulis adalah hal yang sulit, dengan beragam alasan. Merangkai kata, sedang tidak mood, alat kerja yang minim hingga bahan tulisan yang tidak ada sama sakali, adalah sejumlah alasan yang terlampau sering kita dengar. Menulis pada dasarnya bukan hanya persoalan bakat (talent) semata, tapi juga menyangkut niat dan keinginan yang besar untuk belajar merekam sejarah dan pikiran kita sendiri.
Menulis pada dasarnya berasal dari padanan kata, “Tulis“, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti ada huruf (angka dsb) yg dibuat (digurat dsb) dengan pena (pensil, cat, dsb). Jadi, jika berdasarkan makna harfiah tersebut, maka definisi dari menulis adalah membuat huruf (angka dsb) dengan pena (pensil, kapur, dsb). Atau dapat pula diartikan sebagai upaya untuk melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dng tulisan (Sumber : Pusat Bahasa Diknas). Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka aktivitas menulis tidak lagi terbatas hanya menggunakan media pensil, cat, kapur dll. Tapi teknologi seperti komputer, handphone, dll juga dapat digunakan sebagai media untuk menulis.
Dari konsep dasar di atas, maka dapat disumpulkan bahwa aktivitas menulis memang menjadi suatu kebutuhan mendasar bagi siapapun, meski yang bersangkutan tidak mengenal alat tulis sama sekali. Namun penjabaran meyangkut cara menulis, alatnya apa dan dimana harus menulis, ini mungkin yang berbeda-beda. Intinya menulis itu adalah proses merekam ingatan (memory) kita, apapun yang kita lakukan dan dimanapun kita berada. Tanpa proses merekam aktivitas itu melalui tulisan, maka kita praktis hanya akan bertumpu kepada ingatan yang cenderung terbatas dan sempit. Intinya, kita tidak mungkin bisa menghindar dari aktivitas menulis, sekeras apapun kita berusaha menolaknya.
Darimana Kita Harus Memulai Menulis?
Menulis bukanlah hal yang perlu kita takuti apalagi kita hindari. Menulis dizaman modern seperti sekarang juga jauh lebih mudah dibanding dahulu kala. Otot jemari tidak perlu bekerja keras, pun tidak perlu pusing ketika pita mesin ketik manual habis. Cukup dengan duduk satu atau dua jam di hadapan kompeter atau notebook saja. Bukankah barang-barang tersebut juga telah menjadi kebutuhan sehari hari?. Permasalahan penting saat ini adalah, darimana kita harus memulai untuk menulis?. Berikut tips dan masukan untuk memulai menulis berdasarkan pengalaman pribadi saya.
Pertama, Mulailah untuk menulis apapun yang anda bisa tulis. Meskipun Anda tidak tahu harus menulis apa, maka tulislah apa yang Anda Tidak tahu itu. Apa saja. Jangan berpikir soal benar salah, baik buruk dan atau bobot dari apa yang Anda akan tulis. Namun yang terpenting adalah upaya Anda untuk menyentuh dan menggerakkan keyboard komputer Anda. Dengan demikian, secara tidak sadar, Anda sudah mulai dalam proses membiasakan diri untuk menulis sesuatu.
Kedua, Setelah mulai terbiasa dengan menulis sesuatu, maka rajinlah untuk membaca dan menyerap pengetahuan darima saja. Buku, majalah, koran, TV, Radio dan lain sebagainya. Hal tersebut dimaksudkan akan Anda mampu menutup ruang kosong dalam tulisan Anda yang sebelumnya minim informasi. Membaca adalah sebuah aktivitas yang dapat memperkaya khasanah dalam tulisan kita. Tidak harus serajin para kutu buku yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi buku setebal tembok. Sedikit tambahan tips, jika anda ingin membaca buku, lihatlah terlebih dahulu daftar isinya. Pilihlah point dari daftar isi yang menarik perhatian anda. Mungkin terkesan tidak sistematis, tapi tips tersebut akan melatih Anda untuk membiasakan membaca sebagai proses awal.
Ketiga, Tulislah apa yang telah Anda baca. Dengan demikian, maka Anda akan terbiasa untuk merekam apa yang telah Anda baca. Ingat, bahwa kemampuan mengingat seorang manusia itu sangat terbatas. Dari 1000 suku kata, mungkin kita hanya akan mampu mengingat 20 hingga 50 suku kata maksimal. Maka mulailah bercerita dengan cara menulis apa yang Anda baca, maupun kejadian yang Anda alami sedari sekarang jika memang memiliki niat dan keinginan besar untuk belajar menulis.
Selamat Menulis.....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
5 komentar:
Artikel menarik nih. Sedot ilmunya ah..
Terimakasih, artikelnya. Bermanfaat banget nih buat aku yang belajar menulis, mas.
@Ivan : bung ivan ini terlalu merendah. Justru saya yang harus menyedot ilmu bung ivan!he...3x.
@Kedai Kopi : sama-sama mas, saya juga dalam proses belajar menulis seperti halnya mas. Semoga kita bisa bertukar pendapat. Trims sudah menyempatkan waktu untuk mampir ya....
Dengan banyak membaca kekurangan saya merangkai kata diam2 terasah. Saya sadari dengan banyak membaca karya tulis orang lain kita bisa mengetahui bahwa setiap penulis mempunyai 'etika' menulis masing2... Dari itu kita bisa menyadari bahwa tulisan kita memiliki ciri khas tersendiri. Dengan membaca tulisan orang lain juga kita jadi bisa mengetahui kosa kata yang mungkin jarang kita dengar... Kata2 serapan misalnya... Pokoke dengan banyak membaca kita bisa lebih pintar deh ngotak ngatik kata dalam menuangkan tulisan kita sendiri,,,
terima kasih mas atas infonya , harus ada pembiasaaan untuk menulis..;. terima kasih sekali lagi
Posting Komentar
Terima kasih telah menyempatkan waktu untuk berkunjung di BLOG saya yang katro ini. Biasakanlah berkomentar setelah Anda membaca artikel. But No Spam, No Porn....OK Bro!!!