Solidaritas Terhadap Perjuangan Buruh PT. Kertas Nusantara

Sabtu, 24 Oktober 2009

Statement - Krisis ekonomi yang melanda hampir seluruh dunia, termasuk Indonesia, telah menjadikan buruh (tetap) menjadi korban. Perumahan bahkan PHK sepihak baik yang terang-terangan atau dengan modus lain, seperti misalnya menjebak kaum buruh untuk mau menandatangani surat pengunduran diri dst. Inilah pilihan-pilihan yang diambil oleh pihak pengusaha yang terkena imbas krisis ekonomi. Namun sebenarnya, terkait atau tidak dengan krisis, Perumahan dan PHK terhadap buruh menjadi sebuah panduan bagi pengusaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.

Bahkan nasib buruh yang terkena dampak PHK (selalu) menjadi ajang “proyek” dan negosiasi antara pengusaha dan aparatus pemerintah di daerah. Hal ini terbukti pada kasus PT Kertas Nusantara dimana sejak 1 desember 2008 pihak pengusaha me-Rumah-kan sekitar tujuh ratus delapan puluh empat buruhnya dengan alasan imbas dari krisis ekonomi global yang berdampak pada turunnya harga serta pemintaan bubur kertas (pulp) dan karena harga jual yang jauh di bawah biaya produksi membuat pihak manajemen perusahaan terpaksa mengambil langkah penyelamatan untuk menjaga kelangsungan perusahaan. Dari pernyataan ini, Teranglah sudah bahwa mereka (baca:pihak pengusaha) memang tidak memiliki niatan baik untuk melindungi pekerjanya tapi lebih kepada bagaimana menyelamatkan (kepemilikan) alat-alat produksinya.

Sedikit catatan untuk di ingat, bahwa sejak 12 Januari 2009 lewat surat resmi bernomor No.005/T&T/1/2009 Allied Investments Ltd selaku pemohon pailit PT Kertas Nusantara, menyatakan perihal pencabutan permohonan pernyataan pailit terhadap PT Kertas Nusantara (PT Kiani Kertas) dalam perkara No 57/PAILIT/2008/PN NIAGA.JKT.PST. tertanggal 12 Desember 2008. Surat Bupati Berau yang meminta pihak perusahaan segera kembali beroperasi sebab krisis telah usai dan harga produk sudah membaik serta segera membayarkan upah buruh yang tertunda sama sekali tidak digubris oleh pihak pengusaha. Dan yang cukup penting untuk dicatat pula, bahwa Pemilik perusahaan bubur kertas ini memiliki kekayaan senilai Rp. 1,7 triliun dan 65 persen dari kekayaan itu berasal dari asset-asset di perusahaan.

Bahwa pada 28 November 2008 pihak perusahaan dan buruh melakukan perundingan. Hasilnya, sebagian besar buruh dirumahkan dengan tetap digaji yang meliputi upah pokok, tunjangan lokasi, sewa rumah, dan separuh dari uang fasilitas kebutuhan penunjang. Akan tetapi kemudian secara sepihak perusahaan mengubah “kesepakatan”. Perusahaan hanya akan membayar buruh yang bekerja dengan jabatan di bawah supervisor sebesar upah pokok. Yang di atas kelompok itu dibayar separuh dari upah pokok. Namun, yang dirumahkan cuma dibayar 25 persen dari upah pokok dan sejak bulan juli 2009, upah para buruh yang di-Rumah-kan ini belum juga di bayarkan.

Ketertindasan akan menjadi sesuatu yang wajar jika hal ini terus dibiarkan. Pemerintah akan terus tunduk kepada para pemilik modal dan akan terus menyengsarakan rakyat. Maka dari itu, kami menyatakan :
  1. Menuntup kepada Pemerintah, agar bertindak tegas untuk menangkap dan mengadili para Pengusaha nakal yang lalai terhadap kewajibannya!!
  2. Agar Pihak manajemen perusahaan untuk memenuhi segera hak-hak pekerja PT Kertas Nusantara yang tertunda pembayarannya.
  3. Mendukung segala bentuk perjuangan buruh PT Kertas Nusantara.
  4. Mengajak segenap elemen rakyat pekerja untuk memberikan solidaritas kepada perjuangan buruh PT Kertas Nusantara
Samarinda, 24 Oktober 2009

Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia Wilayah Kaltim
(KASBI)
Wilayah Kalimantan Timur


Rukaiya
Koordinator Wilayah

Ateni
Sekretaris


Tembusan :
  1. Pengurus Pusat Konfederasi KASBI (Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia) di Jakarta
  2. Serikat Buruh Tirta Mahakam (SBTM) PT. Tirta Mahakam di Samarinda
  3. Organisasi Serikat Karyawan Mandiri (OSKM) PT. Sumalindo Jaya Lestari di Samarinda
  4. Serikat Buruh Lokal Bersatu (SBLB) PT. Darma Henwa di Kutai Timur
  5. Media/Pers se-Kalimantan Timur.
  6. Arsi,-

8 komentar:

atanotonogoro mengatakan...

terima kasih yaa atas kunjungannya ke blog sayaa :)
anda suka sekali ya berbicara hal-hal mengenai Indonesia juga?
ya maksudnya ingin ikud serta memperhatikan nasib rakyat.
so do I. meski saya masih berusia 18, saya juga ingin punya kontribusi untuk negara sayaa.
thats why saya selalu berusaha melakukan banyak hal untuk negara ;p ya meskipun dalam kapasitas sayaaa. tapi saya lebih interest yang menyangkud pengembangan atau infrastruktur :)
maybe, oneday kita bisa bertukar pikiran. thank you once again.

Zoom Magazine mengatakan...

@Ataaaa : Sama2, semoga komunikasi kita bisa terjalin lebih baik lagi kedepannya. Iya ta', parameter gaul sekarang memang mesti kita ubah dengan tidak hanya berbicara trend mode, style, dan hingar bingar dunia celeb lainnya. Akan tetapi, gaul lebih bisa kita maknai sebagai upaya untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan negara dan masyarakat kita. Kemiskinan, pengangguran, penggusuran dan lain sebagainya.

Meski ataaa masih berumur 18 tahun, itu bukanlah tembok yang harus memisahkan ataaa dalam kehidupan sosial. So, berkontribusilah dengan apa yang ataaa miliki sekarang. pemikiran melalui tulisan, berdiskusi, atau mencoba share dengan siapa saja mengenai hal2 yang berguna bagi masyarakat kita.

Mengenai ketertarikan ataaa menyangkut pengembangan dan infrastruktur, adalah hal yang baik. Selama ini, bangsa kita begitu sangat tergantung oleh asing dalam hal ini. Untuk itu, kemandirian melalui tekad yang kuat dari generasi muda seperti ataa dalam bidang ini sangat kita perlukan.

Salam hangat selalu. Trims sudah menyempatkan mampir ta'. Dan harapan kita sama, semoga dapat bersua dan bertukar pikiran suatu saat nanti.

Suilyas mengatakan...

Athooo. Jadi manula mmg susah. Realita membuat gerah, tapi bgmn. Gigi aja dah nggak bisa ngunyah. Moga2 yang muda tak kehilangan arah cintanya pada bangsa dan negara. Berjuang memang bnyk cara. Smoga Herdiansyah dapat menimbun resah. Met juang n slm

Zoom Magazine mengatakan...

@Le soong : Trims bung, tapi dalam kamus berjuang itu tidak mengenal usia. Meski raga sudah mulai melemah, semangat tetap tidak boleh kendor. Setuju, berjuang memang banyak cara, entah dengan menulis, solidaritas dalam bentuk support semangat, atau mungkin share pengalaman berjuang, tetap menjadi kebutuhan kita bersama. Sepanjang komitmen dan konsistensi itu terjaga, sepanjang itu pula kebersamaan akan kita pertahankan hingga terwujudnya cita2 yang kita inginkan, masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera di bawah panji sosialisme.....

Anonim mengatakan...

Trima kasih bnyak atas artikel solidaritasnya... Saya M.sahransyah pengurus SP-KAHUT UNIT PT.KERTAS NUSANTARA

Zoom Magazine mengatakan...

@M.Sahransyah : Sama2 bung, dimanapun....rakyat pekerja adalah saudara. Tidak mengenal batas wilayah dan jenis pekerjaan. Support senantiasa akan terus mengalir buat kawan2 PT. Kertas Nusantara. Semoga tuntutan dan perjuangan kawan2 tidak terhenti dan kalah hanya karena rasa lelah.....Salam solidaritas selalu untuk kawan2....

Anonim mengatakan...

asw....
saya heran sama pihak penguasa... koq tega gitu mereka berbuat spt itu.... saya adalah salah satu dari seper sekian anak buruh PT.KN....
terima kasih buat bapak2 yang turut mendukung perjuangan para buruh...

Anonim mengatakan...

terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu memperjuangkan hak-hak kami n thanks for solidarity. Rizki, S. ST

Posting Komentar

Terima kasih telah menyempatkan waktu untuk berkunjung di BLOG saya yang katro ini. Biasakanlah berkomentar setelah Anda membaca artikel. But No Spam, No Porn....OK Bro!!!