Blogger,, seni dan media perlawanan

Jumat, 12 Juni 2009

Sabtu dini hari, Pukul 02.30 am
"Ayo....jadikan blogger sebagai media perlawanan....!"

Meski referensi dari catatan ini belum sempurna, tapi saya tetap ingin berbagi dengan teman2 semua. Catatan ini adalah pandangan pribadi saya terhadap blog serta fungsinya [terutama mengenai ; bagaimana kita sebagai pengguna blog untuk memposisikan diri alias tau diri]. Kebanyakan orang suka gratisan, tapi terkadang lupa untuk berbagi…, berbagi dalam gagasan dan pikiran, berbagi dalam segala hal. Berpendapat boleh2 aja kan?he…3x.

Mengenal blog dalam kacamata Struktural
Blog merupakan sejenis website yang bersifat personal, memuat opini dan pandangn pribadi dan hal-hal lain yang merupakan aktualisasi atau ajang menunjukkan eksistensi diri bagi pembuatnya. Isi dan pesan, tentu ingin dikabarkan kepada siapa saja dan dimanapun pembacanya berada. Perkembangan blog sungguh sangat luar biasa, bahkan ada yang menyamakannya dengan alamat berbayar seperti dot.com, dll. Salah satunya adalah blog gratisan seperti yg saya gunakan ini, yang akrab ditelinga kita dengan sebutan’ “BloggER”.

Blogger pertama kali ditemukan dan dikembangka oleh sebuah perusahaan kecil di San Fransisco yang bernama Pyra Labs pada bulan Agustus 1999 [sebelum diakuisisi oleh Goole pada tahun 2002]. Kemunculan blogger ini terjadi di tengah-tengah booming-nya dot.com. Tujuan utamanya, kurang lebih sebagai median alternative diluar mainstream teknologi media informasi ber-bayar seperti website. Atau kalau diejawantahkan dalam bahasa kaum papah, kurang lebih, “media bagi kaum tak berpunya ditengah hingar bingarnya kepemilikan kaum kaya”. Bahkan si pembuat blogger juga mengamini pernyataan ini dengan sebuah ungkapan yang menyejukkan hati saya, “………tetapi kami bukan jenis perusahaan yang didanai oleh VC, suka berpesta, dan berhura-hura, ataupun minum bir [Kecuali bir gratis]….”. [dikutip dari sumber, “blogger about”]. Intinya, blogger adalah lawan atau kebalikan dari website berbayar…

Blogger’s ; stylish vs seni
Kebanyakan orang menggunakan blog (blogspot, wordpress, typad, my spice, dll), tidak lebih dari sekedar iseng dan mencari kesenangan browsing di dunia maya. Namun tidak demikian dengan saya secara pribadi!. Blog bagi saya lebih dari sekedar itu, namun juga blog telah menjadi bagian propaganda terhadap informasi yang selama ini terisolasi oleh media mainstream [sangat jarang pemberitaan di media pada umumnya yang cukup detail menyangkut kepentingan rakyat miskin, namun lebih dominan berita celebrity, elit politik dan ekonomi kelas atas]. Blog juga menjadi media untuk berekspresi dan menuangkan gagasan yg selama ini cenderung tidak mendapatkan ruang di medan social karena factor tertentu. Misalnya saja ; budaya feudal atau patronase, yang merupakan suatu karakter budaya yang lebih menghargai [bahkan terkadang dianggap menjadi kebenaran mutlak], dari mereka yang lebih tua, senior ataupun yang lebih berduit. “Yang tua, yang lebih dipercaya”, demikian bunyi pesan dalam iklan rokok sampoerna yang turut menyindir kejamnya karakter budaya feudal ini.

Kecenderungan masyarakat kita memang masih terbawa karakter budaya “jadul” ini. Bahkan tidak sedikit hal penting yang terdirtorsi [pengaburan fakta], yang sampai ditelingan dan padangan mereka. Banyak hal yang harusnya jika dilaksanakan akan memberikan hal positif, justru malah terbalik dikarenakan pengaburan fakta sejarah. Sebut saja music, yg tentu menjadi konsumsi semua orang dari anak kecil hingga yg sudah uzur sekalipun. Coba bayangkan, berapa banyak dari mereka yg betul2 paham mengani pesan lagu atu paling tidak untuk apa jenis lagu itu lahir?. Sangat sedikit!!!. Sebut saja “Punk”, yg banyak digandrungi oleh anak2 muda kita. Tapi sangat disayangkan, mereka memahami muzik punk ini hanya sekedar style atau gaya simbolik saya seperti rambuk mohak, rantai leher anjing, atau gelang berduri [saya lebih senang menyebutnya sebagai ‘Punk Mall”]. Padahal sesungguhnya [dilihat dari aspek sejarahnya], gaya rambut mohak, rantai anjing, dll adalah simbolisasi perlawanan dari ketertindasan orang Indian terhadap kolonialisasi eropa. Lihat saja group-goup band pencetus muzik punk [the clash, sex pistol’s, dll], dalam setiap lirik dan bait lagunya, selalu mengandung kritikan social yang tajam, meski terkadang menggugat tuhan.

Dengan demikian, pesan penting yang ingin saya sampaikan adalah, jadilah blogger’s sejati yang tidak hanya memiliki blog untuk kepentingan pribadi, namun juga harus bermakna social, yakni ; minimal menyelipkan pesan-pesan social terhadap realitas hidup kaum miskin yang selama ini terkekang dan tertindas oleh system ekonomi dan politik yang seakan membunuh mereka secara perlahan.

Blog ; media perjuangan
“Corong publikasi pikiran dan gagasan”, demikian header blog saya ini [promosi nih yeee….he…3x]. Paling tidak, dengan apa yang saya mampu dan miliki sekarang, dapat sedikit mendedikasikan pikiran saya terhadap fenomena social masyarakat kita hari ini. Blog saya ini bukan untuk gaya-gayaan atau mencari popularitas [meski juga butuh desain yang menyegarkan mata….he…3x], namun lebih penting yakni untuk membangun jejaring informasi social serta perdebatan terkait isu-isu menyangkut nasib masyarakat kita hari ini yang kian memilukan [kemsikinan, pengangguran, harga-harga kebutuhan pokok yg melambung tinggi, pendapatan kecil, biaya obat dan kesehatan yang mahal, sekolah hingga jenjang tinggi yang sekedar mimpi, dll].

Tulisan singkat ini sekali lagi ingin menegaskan dan megajak para blogger’s untuk sedikit meluangkan waktu untuk menyisipkan sedikit pesan social yang mengandung makna positif bagi kepentingan masyarakat miskin dimanapun berada. Ayo…..jadikan blogger sebagai medan pertempuran kita dengan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan…

1 komentar:

Ivan Kavalera mengatakan...

Sangat setuju sekali. Hidup blogger!

Posting Komentar

Terima kasih telah menyempatkan waktu untuk berkunjung di BLOG saya yang katro ini. Biasakanlah berkomentar setelah Anda membaca artikel. But No Spam, No Porn....OK Bro!!!