Meraba Skenario Pengalihan Isu Rezim

Minggu, 07 Maret 2010

Pasca sidang paripurna DPR yang berujung kemenangan opsi C (bail out terjadi pelanggaran), beragam isu timbul tenggelam pada hari-hari berikutnya. Dimulai dari bentrokan mahasiswa vs aparat di Makassar
hingga aksi terorisme di tanah rencong Aceh. Bahkan sebelumnya, berbagai macam isu juga merebak di sangat kasus century gate sedang hangat-hangatnya.

Sebut saja mengenai kemunculan Satgas mafia hukum yang mempecundangi ayin, terdakwa yang menyogok jaksa urip , alotnya perdebatan pro kontra soal Nikah siri, dll. Hal ini patut ditengarai menjadi suatu skenario pengalihan isu untuk menenggelamkan isu century gate yang kian menyudutkan Rezim SBY.

Memang benar, bahwa skenario pengalihan isu ini, belum tentu demikian adanya. Namun bukan berarti pula mustahil bukan?. Bahkan saya yakin, mereka yang membaca tulisan pendek ini, akan mencemooh, menghujat dan menganggap tulisan ini tidak lebih dari ungkapan rasa tidak senang terhadap Pemerintahan SBY.

Berkaca dari Kejadian Serupa

Sepanjang kepemimpinan SBY, pengalihan (mutasi) isu memang menjadi alat ampuh untuk mengurangi tekanan politik terhadap dirinya. Kita tentu masih ingat bagaimana kebijakan kenaikan BBM pertengahan 2005 lalu, yang ditenggelamkan oleh pemberitaan mengenai perseteruan antara Indonesia dengan malaysia terkait pulau ambalat. Terlepas hal tersebut dibantah atau tidak oleh rezim SBY-JK ketika itu, namun harus diakui bahwa menguatnya isu ambalat ini telah mengurangi daya dobrak protes massa rakyat terhadap kenaikan BBM.

Fakta sejarah ini, tentu saja dapat menjadi salah satu basis untuk menguatkan keberadaan skenario pengalihan isu century gate ini. Tengok saja, akibat bentrokan antara mahasiswa vs aparat kepolisian di makassar, telah membuat sebahagian besar mahasiswa lebih disibukkan respon kasus tersebut, dibanding mencoba untuk lebih fokus mendorong terungkapnya scandal bank century. Hal serupa juga terjadi dengan publikasi media yang sedikit menonjol terkait isu terorisme di Aceh. Padahal fakta-fakta mengenai keberadaan terorisme di Aceh, belumlah cukup untuk dijadikan dasar yang kuat.

Skenario Rezim vs Konsistensi Gerakan

Lantas apa makna rabaan pengalihan isu ini, terhadap gerakan rakyat?. Hal tersebut tentu saja sangat bermanfaat dalam mengenali musuh kita. Upaya gerakan yang hendak menyerang kebobrokan kekuasaan, tentu akan menghadapi beragam umpan balik (feedback), yang akan mengacaukan titik fokus dan konsentrasi kita. Untuk itu, konsistensi gerakan dalam mengkonsolidasikan dirinya, adalah hal terpenting di atas segalanya. Memang benar, bahwa century gate bukanlah satu-satunya permasalahan rakyat yang harus kita respon hari ini. begitu banyak buah ketidakadilan rezim yang menghujam keras rakyat kita. Namun setitik lubang kecil dosa rezim tersebut, tidaklah harus kita biarkan begitu saja.

Ibarat menggali sumur, ketika mata air sudah mulai nampak, maka galilah lubang tersebut sekeras dan sedalam mungkin, sehingga kian menganga dan memperbesar arus air yang akan muncul. Maka harapan itu tetap akan terjaga sebagaimana harapan kita bersama. Kita sedang menghadapi tembok kekuasaan yang pandai memutar balik fakta, cakap dalam memainkan isu dengan terus menerus mendorong popularitas "kebaikannya" semata. Ini bukanlah pekerjaan mudah bagi kita. Skenario pengalihan isu oleh rezim tersebut, hanya akan mampu kita jawab dengan konsistensi.

Akhir kata, disaat tulisan singkat ini dibuat, bertepatan pula dengan seabad perlawanan dan perayaan gerakan perempuan sedunia. Semoga gerakan perempuan Indonesia kembali menemukan roh dan wadah perjuangan sejatinya dalam membebaskan kaumnya dari cengkeraman Neo-liberalisme. International womens day, is one of spirit Indonesian People Victory. Fight againts Neo-Liberalism....

4 komentar:

ivan kavalera mengatakan...

Sepertinya memang ada setting khusus untuk mengkriminalisasi gerakan moral mahasiswa.

RCA 102,5 FM mengatakan...

ARTIKEL MENARIK, SOBAT. ULASAN TAJAM.

Zoom Magazine mengatakan...

@Ivan + RCA Fm : trims komentarnya sob. Opini pendek ini memang hanya rabaan terkait kemungkinan mutasi atau pengalihan isu yang tengah dipertontonkan. Logikanya, disaat kekuasaan telah terdesak oleh tuntutan massa, maka segala macam cara akan mereka lakukan. Kita tentu tidak boleh lengah dan tetap harus konsisten dengan tuntutan kita bersama. Ganti rezim, ganti sistem. Selamatkan rakyat Indonesia dari cengkeraman antek Neo-Liberalisme....

dodi salvaredo mengatakan...

sebuah catatan kritis yang sangat menarik,..kita tetap optimis bahwa penggerak revolusi seperti mahasiswa,..mampu memperlihatkan kesadaran sejatinya,..tidak malah teralienasi oleh POLITIK pencitraan rezim SBY,..yang membuat skenario yang luar biasa rapihnya,..masyarakat bisa melihat dan melakukan penilaian tersendiri,.ketika RUHUT SITOMPUL dengan terang teranganya, berusaha mengacaukan rapat pansus century, padahal sangat tidalk logis seorang pengacara, dan seorang sarjana hukum, mengeluarkan argumen argumen yang tidak profesional,karena skill atau talenta yang dikeluarkan ruhut tidak lebih adalah skill aktingnya saat memainkan sinetron,.dalam dunia kemahasiswaan kami menyebutnya "amunisi SBY",..century case sendiri kami lebih sepakat menyebutnya sebagai lubang besar,..karena telah melibatkan menteri keuangan(sebagai pilar penting dalam struktur sistem ekonomi bangsa)dan WAPRES BD, dalam aspek yuridis, politik, pendapat ahli hukum n ekonomi,.sebagian besar menyatakan ada penyimpangan,..nach skr,.bagaimana SBY bisa terlihat panik dan melindungi kedua "anak emas" nya itu? indikasinya adalah efek bumerang..hehe. negara kita akan tetap bersinetron seiring ramainya artis tiba tiba menjadi pejabat negara,..karena ketika rezim SBY konsisten dan rasional,..maka dengan sendirinya sampai pada lubang kuburnya sendiri..

Posting Komentar

Terima kasih telah menyempatkan waktu untuk berkunjung di BLOG saya yang katro ini. Biasakanlah berkomentar setelah Anda membaca artikel. But No Spam, No Porn....OK Bro!!!